Jumat, 24 Oktober 2008

cerita pendidikan indonesia

Oleh : Liza Wahyuninto*)

Ada tiga film Indonesia yang dinyatakan sebagai kebangkitan dunia perfilman Indonesia, yaitu Naga Bonar Jadi 2, Ayat-Ayat Cinta dan Laskar Pelangi. Hal itu diungkapkan oleh bapak presiden, Susilo Bambang Yudhoyono seusai menonton Laskar Pelangi dengan Ibu Ani Yudhoyono bersama sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu. Di antaranya, Jubir Presiden Andi Malarangeng, Menkominfo M Nuh, Mensesneg Hatta Rajasa, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik, serta Mendiknas Bambang Sudibyo.
Laskar Pelangi yang disutradarai oleh Riri Riza memang unik dan pantas untuk dijadikan sebagai nominasi film terbaik tahun ini. Bukan karena ditonton oleh presiden beserta menteri. Pesan dan cerita hitam putih pendidikan Indonesia lah yang membuatnya pantas mendapat sanjungan dan apresiasi dari masyarakat. Diangkat dari sebuah novel yang menceritakan perjalanan panjang hidup sang pengarang, Andrea Hirata, menjadikan film Laskar Pelangi seolah dapat dirasakan oleh pembaca novel maupun penonton filmnya.
Dunia pendidikan Indonesia saat ini memang patut bersyukur, setelah jalan panjang mendapatkan anggaran pendidikan sebesar 20% tercapai. Sangat diharapkan nantinya dengan kemunculan film LP ini ikut membenahi sistem pendidikan agar lebih baik. Sosok Ibu Muslimah patut kiranya menjadi cermin bagi guru-guru Indonesia untuk benar-benar mengabdikan diri sebagai pendidik yang tidak hanya mengutamakan gaji, tetapi juga memberikan yang terbaik buat anak didiknya. 10 orang siswa yang dijuluki Laskar Pelangi oleh ibu guru Muslimah dalam novelnya Andrea Hirata juga pantas untuk diteladani oleh siswa-siswa Indonesia. Bermula dari mimpi dan semangat untuk mewujudkan mimpi dan dorongan dari guru, itulah pesan tersirat dari novel maupun film Laskar Pelangi.
Laskar Pelangi adalah cerminan kecil dari sejarah panjang membangun dan menata pendidikan Indonesia. Sebelum film Laskar Pelangi muncul, sebenarnya sudah ada film layer lebar yang juga berkisah tentang pendidikan Indonesia, Denias contohnya. Wajar jika kemudian dengan munculnya Laskar Pelangi ini banyak apresiasi dan harapan akan membaiknya sistem pendidikan Indonesia. Harapan juga ditujukan pada dunia perfilman Indonesia, dengan kemunculan Laskar Pelangi diharapkan perfilman Indonesia juga semakin sering berkisah tentang pendidikan.
Pada kesempatan yang sama Presiden juga menyatakan harapannya agar film ini dapat membuka mata semua orang terutama para orangtua bahwa pendidikan merupakan hal yang penting. Presiden mengharapkan agar film ini juga dapat ditonton oleh warga Indonesia yang lain yang tinggal di pelosok. Ya, semoga saja tidak hanya sekedar harapan tapi juga dapat diwujudkan.

(Surya, Sabtu 18 Oktober 2008)

Tidak ada komentar: